DI BAGIAN sebelumnya, kita bisa merasa¬kan betapa mutlak
kehendak yang Maha Kuasa. Apa pun yang Dia kehendaki pasti terjadi. Tak ada
yang bisa menghalangi. Tak ada yang mampu menolaknya.
Lantas, apakah ini menyimpulkan bahwa Allah adalah Dzat yang
otoriter? Tak peduli ter-hadap makhluk-Nya? Jawabnya: ya dan tidak. Karena
kehendak mutlak-Nya itu ternyata dida-sarkan pada sifat Maha Pemurah-Nya.
Dengan kata lain, Allah yang Maha Berkehendak itu selalu berkehendak untuk
memberi apa saja yang men¬jadi kebutuhan hamba-hamba-Nya.
Untuk bisa memahami hal yang sangat sensi¬tif dan mendasar
ini kita harus membaca ayat¬ayat Qur'an secara holistik. Yang pertama, kita
harus memahami bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Tahu atas segala sesuatu. Yang
gaib mau¬pun yang nyata. Dan seluruh kehendak-Nya didasari oleh pengetahuan-Nya
yang tidak terbatas, atas sifat Maha Pemurah dan Maha Penyayang-Nya.
QS. Al Hasyr (59): 22
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang kedua, segala kehendak-Nya itu harus dipahami dalam
pemahaman yang utuh bersamaan dengan sifat-sifat Allah lainnya. Bahwa Dia
adalah Tuhan. Bahwa Dia adalah Penguasa. Dialah yang Maha Suci dari segala yang
kita prasangkakan. Dia selalu memberikan rasa aman kepada makhluk-Nya secara
menyeluruh. Dia bersifat memelihara, dan seterusnya. Dan di akhir ayat berikut
ini Allah mengatakan tidak ada sekutu baginya, karena Dia menguasai seluruhnya
dengan otoritas tunggal.
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci. Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Meng-adakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempu-nyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa (segala peristiwa) yang ada di antara keduanya: Yang Mafia Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.
Hai manusia, adakah yang telah memperdayakan kamu terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.
QS. Al Hasyr (59): 23
Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci. Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Ketiga: berdasarkan sifat-sifat-Nya itu, maka Allah
menciptakan, mengadakan, dan memben-tuk segala kejadian dan peristiwa. Dia
melakukan semua itu berdasar pada kebaikan untuk hamba-hamba-Nya karena itu Dia
memperkenalkan Diri dengan Nama-Nama Baik-Nya: Asmaa-ul Husna. Lantas Dia menutup
penjelasan ayat ini dengan: Dialah Dzat Yang Maha Bijaksana.
QS. Al Hasyr (59): 24
Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Meng-adakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempu-nyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Yang keempat: Allah Yang Maha Pemurah menciptakan segala
sesuatu di alam semesta berdasarkan hukum keseimbangan, sehingga alam semesta
ini bisa bertahan selama miliaran tahun. Setiap muncul kondisi ekstrim, maka
mekanisme di dalamnya akan mengembalikan ke dalam keseimbangannya lagi.
Karena itu, kita mengenal pasangan-pasangan di dalam seluruh
realitas alam semesta ini. Atas-bawah, kanan-kiri, panas-dingin, keras-lembut,
jahat-baik, sedih-gembira, positip-negatip, gaib¬nyata. dunia-akhirat,
neraka-surga, dan sebagai¬nya. Semua itu adalah komponen sistem keseim¬bangan
alam semesta.
QS. Al Mulk (67): 3
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka /ihatlah beru/ang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang?
Lantas Allah memelihara sistem keseimbang¬an itu dengan
sempurna. Segala yang negatip diseimbangkan dengan yang positip. Yang dingin
diseimbangkan dengan yang panas. Yang jahat diimbangi kebaikan. Yang merusak
diimbangi oleh yang membangun. Yang sedih diimbangi dengan kegembiraan. Yang
berdosa diimbangi dengan pahala. Yang putus asa diimbangi dengan ampunan. Yang
celaka diberi keberuntungan. Yang kalah diberi kemenangan. Yang menderita
diberi kebahagiaan. Yang dunia diimbangi dengan akhirat. Dan, yang neraka
diimbangi dengan surga.
QS. An Naba' (78): 37
Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa (segala peristiwa) yang ada di antara keduanya: Yang Mafia Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.
Sehingga, kalau masih ada orang-orang yang mempertanyakan
ke-Maha Pemurah-an Allah, Dia lantas bertanya, apa yang menyebab¬kan dia tidak
paham semua itu?
QS. Al lnfithaar (82): 6-8
Hai manusia, adakah yang telah memperdayakan kamu terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.
Yang telah menciptakan kamu Ialu menyempurnakan kejadianmu
dan menjadikan (tubuh) mu seimbang,
Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun
tubuhmu.
Sebagian orang malah menyalahkan kehen-dak Allah. Dengan
sekenanya, mereka menga-takan: kalau Allah menghendaki dia balk, pasti¬lah
dirinya menjadi orang balk. Dan kalau Allah menghendaki dia menjadi orang jahat
pasti juga dia jadi orang jahat. Bahkan, mempersekutukan Allah.
Dan mereka berkata: "Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (selain Allah)." Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun ten tang itu, mereka tidak lain hanya menduga-duga belaka.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian is motion ampun kepada Allah. niscaya is mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Allah menyindirnya dalam ayat berikut ini, bahwa mereka
tidak mengerti apa yang mereka katakan. Mereka hanya menduga-duga belaka.
Mestinya baca firman-firman-Nya dalam al Qur'an agar mereka mengerti bagaimana
seha-rusnya memahami kehendak Allah itu.
QS. Zukhruf (43): 20
Dan mereka berkata: "Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (selain Allah)." Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun ten tang itu, mereka tidak lain hanya menduga-duga belaka.
Ya sudah, kalau mereka tidak mau diajak menuju jalan yang
lurus, biarkan saja. Sampai¬kan saja peringatan ini kepada orang-orang yang mau
mendengarkan petunjuk Allah. Merekalah yang akan memperoleh keberuntungan dan
kebahagiaan hidup. Merekalah yang akan mem-peroleh ampunan Allah. Dan merekalah
orang-orang yang akan memperoleh pahala dan kehi-dupan yang mulia.
QS. Yaa siin (36): 11
Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada
orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah walaupun dia tidak melihat¬Nya. Maka berilah mereka kabar gembira
dengan ampunan dan pahala yang mulia.
QS. Zukhruf (43): 36
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha
Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan
itulah yang menjadi Leman yang selalu menyertainya.
Kalau pun mereka tetap memilih kesesatan, maka Allah yang
Maha Pemurah akan mem¬berikan kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki diri
dan bertobat. Karena sesungguhnya mereka akan melihat hash perbuatan¬nya
sendiri bahwa kesesatan itu tidak akan membawanya pada kebahagiaan melainkan
akan bertemu dengan masalah yang menyeng¬sarakannya.
QS. Maryam (19): 75
Katakanlah: "Barangsiapa yang berada di dalam
kesesatan, maka biarlah Tuhan yang Maha Pemurah memperpanjang tempo baginya:
sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan kepadanya. balk siksa
maupun kiamat. maka mereka akan mengetahui siapa yang lebih jelek kedudukannya
dan lebih lemah penolong-penolongnya".
Kalau pun mereka sudah terlanjur berbuat dosa, maka Allah
pun masih berkehendak untuk mengampuninya. Karena Dia memang adalah Dzat yang
Maha Pengampun dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.
QS. An Nisaa' (4): 110
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian is motion ampun kepada Allah. niscaya is mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Jadi kurang apalagi?! Allah yang Maha Berke-hendak itu
ternyata menyandarkan sifat Berkehendak-Nya kepada sifat-sifat Maha Pemurah,
Maha Penyayang, dan Maha Pengampun. Maka, tak ada cara yang Iebih nikmat dalam
mencapai kebahagiaan, kecuali dengan berserah diri kepa¬da kehendak-Nya...













Tidak ada komentar:
Posting Komentar